Faisal Haris: Kader Golkar Harus Bergandengan dan Berdampingan Dengan Rakyat
SILOKANEWS.COM,- Pernyataan keras datang dari salah satu pimpinan Dewan Etik DPP Partai Golkar, Faisal Haris. Ia melontarkan keprihatinan mendalam atas sikap sebagian politisi yang dinilai abai terhadap penderitaan rakyat di tengah situasi sulit saat ini.
Menurut Faisal, rakyat sedang berduka, namun justru di saat seperti itu muncul pernyataan-pernyataan dari sebagian oknum anggota legislatif yang tidak menunjukkan empati. Kondisi ini, tegasnya, harus menjadi alarm bagi Partai Golkar sebagai salah satu partai besar yang telah puluhan tahun malang melintang dalam panggung politik nasional.
“Di tengah kesulitan rakyat, kita justru dihadapkan pada kenyataan pahit, yaitu kurangnya kepekaan sebagian oknum anggota legislatif. Padahal, jabatan yang kita emban adalah amanah, bukan privilege,” ujar Faisal dalam keterangan tertulis, Senin, 24 Agustus 2025.
Faisal menekankan, Golkar sejak awal berdiri mengusung prinsip Suara Golkar adalah Suara Rakyat. Slogan itu, menurutnya, bukan sekadar jargon, melainkan kompas moral yang seharusnya menuntun setiap kader dalam bersikap.
“Kader Golkar wajib berdamai dan berdampingan dengan segala kondisi, serta mendengarkan keluhan masyarakatnya. Karena suara Golkar adalah suara rakyat,” tegasnya.
Ia mendorong agar kader Golkar di semua tingkatan kembali menghidupkan tradisi politik merakyat dengan turun langsung ke lapangan, menyerap aspirasi, dan hadir sebagai bagian dari solusi, bukan justru menambah beban masyarakat dengan sikap yang kontraproduktif.
Seruan Faisal ini muncul di tengah derasnya kritik publik terhadap perilaku sejumlah anggota legislatif yang dinilai jauh dari semangat kerakyatan. Menurutnya, inilah saat yang tepat bagi Golkar melakukan introspeksi, sekaligus menunjukkan relevansinya sebagai partai politik yang matang.
Partai yang telah lama identik dengan pohon beringin ini, kata Faisal, hanya akan mampu menjaga marwah dan martabatnya jika setiap kader benar-benar menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi maupun golongan.
“Setiap kader harus menjadi jembatan antara aspirasi masyarakat dan kebijakan pemerintah, bukan sebaliknya. Jika tidak, kepercayaan publik yang susah payah dibangun bisa runtuh seketika,” ungkapnya.
Dalam pandangan Faisal, krisis kepercayaan terhadap politisi bukan sekadar ancaman bagi Golkar, melainkan bagi demokrasi itu sendiri. Karena itu, ia berharap partainya bisa mengambil posisi berbeda dengan menunjukkan kepedulian nyata di lapangan.
“Golkar punya peluang besar untuk menunjukkan relevansinya sebagai partai yang peduli dan selalu berada di sisi rakyat. Tapi semua itu hanya mungkin terjadi kalau kadernya bisa menahan diri, bersikap bijaksana, dan proaktif merespons keluhan masyarakat,” jelasnya.
Pesan Faisal Haris bukan sekadar teguran internal, melainkan refleksi keras bagi seluruh partai politik. Bahwa demokrasi hanya bisa tumbuh sehat ketika para wakil rakyat benar-benar hadir sebagai pelayan, bukan penguasa.