Sosial PolitikPemerintahan

Meritrokasi Gilang Dirga Bikin Salfok Jeje Govinda di Debat Pilkada KBB

Jeje Kalang Kabut Disalahkan Paslon Lain

BANDUNG BARAT, SILOKANEWS.COM,- Tahapan debat pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat (KBB) di Novena Hotel, Lembang diwarnai meningkatnya tensi antar calon berlatar artis Gilang Dirga dan Jeje Ritchie Ismail alias Jeje Govinda.

Pada segmen tiga sesi debat pada pertenganan acara itu, masing calon diperkenan bertanya kepada paslon lain tanpa harus keluar dari tema yang ditentukan panitia KPU KBB

Moderator memberikan kesempatan kepada paslon nomor urut 1 Didik Agus-Gilang Dirga, saat itu artis Gilang Dirga mendapat kesempatan bertanya.

Dan ia memilih melemparkan pertanyaan kepada paslon nomor urut 2 Jeje Ritcie Ismail yang tak lain adik ipar Raffi Ahmad tentang idealnya penempatan SDM birokrasi dalam sistem Meritokrasi.

“Saya ingin mengajukan pertanyaan kepada saudar Jeje, berkaitan dengan SDM, bagaimana dengan isu Meritrokrasi?,”tanya Gilang Dirga pada Jeje.

Moderator mempersilahkan Jeje bersama pasangannya mulai beranjak dari tempat duduknya dan berdiri didepan podium arena debat.

Jawaban Jeje jauh panggang dari api, Jeje malah memaparkan soal Indeks Pembangunan Manusia (IPM), masalah pendidikan dan program kesehatan masyarakat.

“IPM masyarakat KBB masih dibawah karena energi siswa habis untuk pergi kesekolah, bagi pelayanan kesehatan sakit makin sakit parah dan sakit parah tidak tertolong karena aksebilitas insfrastruktur. Selain dalam peningkatan ekonomi tidak ada validasi data kemiskinam dan dana sering diselewengkan,”timpal Jeje.

Sontak jawaban itu, dimentahkan paslon lain yang saat itu diberi kesempatan moderator mendapat giliran menanggapi pertanyaan Gilang Dirga soal Meritokrasi.

Pasangan nomor urut 3 Hengki Kurniawan-Ade Sudrajat langsung berkomentar sinis pada tanggapan Jeje, Hengki mengatakan jawaban Jeje tidak nyambung dengan pertanyaan Gilang Dirga.

“Jawaban nomor 2 tidak nyambung, menurut saya Merotrokasi sudah menjadi sistem yang ideal untuk menempatkan jabatan secara obyektif sesuai kapasitas dan kemampuan serta kebutuhan pemerintah daerah,”timpal Hengki

Senada paslon nomor urut 5 Sundaya-Asep Ismail, mereka secara gamblang mengatakan jawaban Jeje tidak tepat. Sundaya bahkan memberi kesempatan kepada pasangannya Asep Ismail yang memang pensiunan birokrat pemerintah KBB untuk menyanggahnya.

“Meritokrasi hingga saat ini menjadi sistem yang paling obyektif dalam penempatan pegawai pelayanan masyarakat berdasar kualifikasi, kompetensi dan kinerja,”tandasnya

Paslon nomor urut 4, Edi Rusyandi-Unjang As’ari saat diminta memberi tanggapan soal Meritokrasi dalam tahapan mutasi, promosi jabatan di lingkungan pemerintah daerah sudah ideal karena lebih transparan untuk menempatkan birokrat sesuai kompetensi.

” Sistem meritrokasi ini efektif untuk menempatkan orang sesuai kompetensi. Menekan dan menghilangkan praktek kolusi dan pandangan subyektif. Tidak akan lagi ada praktek kolusi, menduduki jabatan karena kedekatan. Jika Meritrokasi menyimpang bakal berdampak buruk pada penunjang dan percepatan pelayanan dan pembangunan,”kata Edi.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button