BANDUNG BARAT, SILOKANEWS.COM,- Sebuah karya berupa inovasi wahana wisata hasil kolaborasi antara Taman Wisata Grafika Cikole (TWGC) dan Sembilan Matahari kembali terlahir dan bakal menjadi atraksi wisata baru di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Bagian dari pengembangan wana wisata Hutan Mycelia yang merupakan peradaban kecil di kedalaman hutan, penuh cahaya dan warna kehadiran Taman Main Mili-mili kian melengkapi wana wisata edukasi di kawasan TWGC.
Masih berfokus mengangkat tema jamur, Taman Main Mili-mili menghadirkan karakter nyata berbagai jenis jamur, seperti Fermento, Elder Gano, Lumos, Lic, Liora dan Raksasa Graphi.
Tak jauh berbeda dengan Hutan Mycelia yang menawarkan pengalaman wisata dengan kombinasi alam, seni dan teknologi. Di Taman Main Mili-mili, para pengunjung bakal dibawa untuk merasakan suasana magis, seolah-olah masuk ke negeri dongeng.
Dengan permainan cahaya dan instalasi visual yang memukau, setiap langkah di dalam hutan ini menyuguhkan keajaiban baru. Berbeda dengan hutan menyala MyCelia, Taman Main Mini Mini juga mengajak pengunjung berinteraksi dengan permainan cahaya.
“Kita kembali berinovasi menciptakan wahana Taman Main Mili-mili sebagai pengembangan dari Hutan Mycelia yang sudah dibuka sekitar 1,5 tahun lalu,” kata General Manager TWGC, Sapto Wahyudi, Sabtu 31 Mei 2025 malam.
Menurutnya, ide Taman Main Mili-mili ini merupakan bentuk kepedulian dari Ketua PHRI yang juga Direktur PT. Putra Karya Grafika, Eko Supriyanto yang berkeinginan untuk meningkatkan okupansi kunjungan hotel dan restoran yang ada di kawasan Lembang.
“Dengan adanya peningkatan okupansi tentunya berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi pemerintah dan pengelola wisata juga,” tuturnya.
Sapto tak memungkiri, tingkat kunjungan ke Hutan Mycelia selama 1 tahun ke belakang sangat bagus. Namun, tahun ini situasi ekonomi sedang tidak pasti sehingga kunjungan wisatawan mengalami penurunan.
“Kami terus berusaha meningkatkan kunjungan wisatawan yang ada di Lembang di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini. Ide Taman Main Mili-mili ini upaya kami untuk keberlanjutan perusahaan dan agar wisata bisa terus survive,” bebernya.
CEO PT. Sembilan Matahari, Adi Panuntun mengatakan, keberadaan industri kreatif menjadi salah satu jawaban di tengah persoalan kelesuan ekonomi yang tengah terjadi saat ini.
“Ini bisa agar kita bisa percaya diri agar menghidupi dengan memanfaatkan aset yang kita punya dan PHRI ini jadi wadah yang sangat strategis untuk anak-anak kreatif,” kata Adi.
Adi menuturkan, kolaborasi antara Sembilan Matahari dan TWGC ini merupakan kerja sama yang dilakukan untuk kali kedua secara formal.
“Tapi dibalik itu banyak sekali diskusi untuk mencari solusi inovatif di tengah ketidakpastian ekonomi,” tuturnya.
Ke depan, sambung Adi, Taman Mili-mili ini bakal menghadirkan wisata edukasi yang mengedepankan pengetahuan, pengalaman dan kreativitas.
“Kita juga ingin menyerap talenta-talenta kreatif lainnya untuk menghadirkan wisata edukasi ke depannya karena industri pariwisata di Bandung Barat sangat progersif,” ujarnya.