BudayaEkonomiPemerintahanRagam

Dusun Bambu Ajak Wisatawan Mengenal Kesepuhan Gelaralam di Lembur Urang Herritage Village

BANDUNG BARAT, SILOKANEWS.COM,- Sebagai upaya mengusung konsep wisata berbasis budaya sunda, objek wisata Dusun Bambu di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) resmi melakukan soft launching wahana Lembur Urang Heritage Village. Wahana ini menawarkan pengalaman bagi wisatawan menjadi masyarakat adat Kasepuhan Gelaralam, Minggu (14/12/2025).

Lembur Urang Heritage Village, memberikan pengalaman berbeda bagi wisatawan untuk dapat mendapat edukasi tatanan adat dan makna pertanian dibalik kehidupan sehari-hari warga kampung adat Kasepuhan Gelaralam.

Mengadopsi konsep baru yang lebih autentik, edukatif, dan imersif, Lembur Urang menjadi daya tarik baru kawasan wisata Lembang jelang liburan tahun baru 2026.

Kawasan ini dirancang sebagai ruang hidup budaya Sunda yang menampilkan tradisi, sejarah, serta nilai-nilai luhur masyarakat Sunda yang direkonstruksi dan dijaga keasliannya.

Hadir dalam kesempatan itu, Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, Juru Komunikasi Kasepuhan Gelaralam, Yoyo Yogasmana serta Abah Ila dari Jatiwangi Art Factory.

Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie mengatakan, Pemerintah Daerah mengapresiasi langkah Dusun Bambu yang berhasil mewujudkan wisata berbasis budaya dengan menghadirkan miniatur Kampung Adat Kasepuhan Gelaralam.

Ini menjadi daya tarik baru bagi wisatawan sekaligus memberi edukasi nilai luhur tata cara leluhur sunda untuk menjadi pewarisan dalam kehidupan sehari-hari bagi generasi mendatang.

“Tentu kami mengapreasi hadirnya wahana Urang Lembur di Dusun Bambu ini, melalui riset dan bekerjasama langsung dengan Kasepuhan Gelaralam akhirnya bisa menhadirkan wisata edukasi budaya sunda yang tidak hanya sekedar meningkatkan destinasi wisata, namun juga memberi pelajaran tata cara dan makna kehidupan masyarakat adat bagi pengunjung,”katanya usai resmi membuka Urang Lembur di Dusun Bambu, Jalan Kolonel Masturi KM 11, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (14/12/2025).

Tokoh Adat Kasepuhan Gelaralam, Yoyo Yogasmana dalam kesempatan ini mengajak Bupati Jeje Ritchie berkeliling di Urang Lembur, terdapat Imah Gede, pawon dengan tungku kayu bakar dan bangunan Leuit sebagai ikon kasepuhan Gelaralam.

“Seperti mereka yang datang ke Kasepuhan Gelaralam, pengunjung diajak menggunakan iket sunda dan samping bagi wanita. Kemudian dalam tata cara makan kami memiliki adat tersendiri, ini yang akan dirasakan pengunjung,”ujar Yoyo Yogasmana.

Ia menambahkan, masyarakat adat Kasepuhan Gelaralam memiliki tugas meneruskan titah leluhur dalam menjaga tata kelola pertanian, ini pesan yang diharapkan sampai kepada pengunjung Urang Lembur kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ditempat sama, General Manager Dusun Bambu, Ari Hermanto mengatakan, peluncuran Lembur Urang merupakan wujud komitmen Dusun Bambu dalam pelestarian budaya sunda sekaligus menghadirkan destinasi wisata edukatif yang relevan bagi generasi masa kini.

“Lembur Urang tidak hanya menjadi tempat berwisata, tetapi juga ruang belajar tentang budaya kita. Kami ingin menghadirkan pengalaman yang bukan hanya indah secara visual, tetapi juga bermakna secara emosional dan edukatif,” ujar Ari.

Mengusung konsep desa budaya, Lembur Urang menghadirkan berbagai elemen khas kehidupan masyarakat Sunda, mulai dari bangunan tradisional, pasar rakyat, kerajinan tangan, pertunjukan seni, hingga permainan tradisional.

Pengunjung diajak terlibat langsung dalam aktivitas budaya serta memahami filosofi hidup masyarakat Sunda yang sarat nilai kebersamaan dan harmoni dengan alam.

Dijelaskan Ari, konsep budaya Lembur Urang terinspirasi dari dua masyarakat adat Sunda yang hingga kini masih menjaga kearifan lokal, yakni Kasepuhan Ciptagelar dan Suku Baduy.

Nilai-nilai ketahanan pangan, struktur kampung adat, kesederhanaan hidup, serta harmoni dengan alam menjadi fondasi utama dalam desain, aktivitas, dan pengalaman yang dihadirkan di kawasan ini.

“Kami ingin menjembatani masa lalu dan masa kini. Nuansa desa yang hidup kami hadirkan, tetapi tetap selaras dengan kebutuhan wisata masyarakat modern,” katanya.

Selain menghadirkan ruang budaya, Dusun Bambu juga memperkaya pengalaman wisata melalui kolaborasi dengan Jatiwangi Art Factory, kolektif seni asal Majalengka yang dikenal dengan gerakan budaya tanah atau clay culture. Instalasi terakota ditempatkan di berbagai titik kawasan sebagai representasi hubungan manusia dengan tanah sebagai identitas budaya Jawa Barat.

“Terakota bukan sekadar elemen visual, tetapi membawa makna tentang hubungan manusia dengan alam. Kolaborasi ini memberi dimensi baru bagi pengalaman pengunjung,” terangnya.

Setiap elemen terakota, dia menjelaskan, dirancang dengan tekstur, warna dan bentuk yang merefleksikan filosofi kedekatan masyarakat Sunda dengan alam. Kolaborasi ini sekaligus menegaskan posisi Dusun Bambu sebagai destinasi ekowisata terpadu yang mengedepankan harmoni antara alam, budaya, dan masyarakat.

“Dengan kehadiran Lembur Urang, Dusun Bambu menargetkan kawasan ini menjadi ikon baru wisata budaya di Lembang sekaligus ruang edukatif yang memastikan budaya Sunda tetap hidup, dipahami, dan diwariskan lintas generasi,” tandasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button