Bawaslu KBB Gelar Lomba HUT RI ke-80, Momentum Perkuat Soliditas Internal
BANDUNG BARAT, SILOKANEWS.COM,- Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Bandung Barat (KBB) ikut memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia dengan cara berbeda.
Bukan sekadar upacara, lembaga pengawas pemilu ini menggelar beragam perlombaan di halaman kantornya, Kompleks Permata Cimahi, Kecamatan Ngamprah, Kamis, 21 Agustus 2025.
Koordinator Divisi (Koordiv) SDM dan Organisasi Bawaslu KBB, Cecep Rahmat Nugraha menegaskan, kegiatan ini bukan sekadar seremonial. Menurutnya, lomba-lomba sederhana menjadi ajang memperkuat rasa kebersamaan dan kesadaran kolektif di internal kelembagaan.
“Alhamdulillah meriah. Walaupun sederhana, tapi makna utamanya adalah memperkuat soliditas kelembagaan. Kami ingin menunjukkan bahwa Bawaslu KBB tetap solid dengan kesadaran kolektif,” kata Cecep saat ditemui di Kantor Sekretariat Bawaslu KBB, Kamis, 21 Agustus 2025.
Sekitar 25 orang, terdiri dari staf hingga jajaran komisioner, terlibat langsung dalam lomba. Permainan rakyat seperti memasukkan pensil ke dalam botol, lomba makan kerupuk, hingga balap karung, menghidupkan suasana kebersamaan. Namun ada satu lomba yang dianggap paling substansial yakni, cerdas cermat.
“Lomba cerdas cermat ini kami selenggarakan bukan sekadar hiburan. Tujuannya untuk melatih wawasan individu, terutama yang berkaitan dengan tugas kelembagaan dan pengetahuan umum,” jelasnya.
Kegiatan ini mungkin tampak sederhana, tetapi memiliki arti penting dalam konteks kelembagaan. Di tengah persiapan pasca-Pemilu 2024 dan menjelang Pilkada serentak, soliditas internal menjadi kebutuhan mendesak. Tanpa kesadaran kolektif, pengawasan pemilu yang penuh tekanan bisa melemahkan performa lembaga.
Bawaslu KBB mencoba menegaskan pesan itu dengan cara yang merakyat. Peringatan HUT RI ke-80 bukan hanya seremoni kenegaraan, melainkan ruang penguatan karakter kelembagaan. Momentum ini seolah mengingatkan bahwa menjaga demokrasi membutuhkan kekompakan dari dalam.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana semangat kebersamaan ini bisa ditransformasikan ke dalam kinerja pengawasan pemilu yang lebih tegas, independen, dan berintegritas? Pasalnya, soliditas internal tak boleh berhenti pada lomba tahunan, melainkan harus berlanjut dalam menghadapi tekanan politik dan dinamika pilkada yang akan datang.
Di sisi lain, inisiatif sederhana ini tetap patut diapresiasi. Bawaslu KBB menunjukkan bahwa menjaga demokrasi tidak melulu soal regulasi dan pengawasan ketat, tapi juga membutuhkan fondasi kebersamaan dan solidaritas.
“Yang paling penting adalah kesadaran kolektif. Dengan kebersamaan, kami yakin tantangan sebesar apapun bisa kita hadapi,” tandasnya.