EkonomiBudayaPemerintahanSosial Politik

PLTS Terapung Saguling 60 MWac Mulai Dibangun

BANDUNG BARAT, SILOKANEWS.COM,- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Saguling berkapasitas 60 MWac atau setara 85 MWp segera dibangun di Waduk Saguling Kabupaten Bandung Barat (KBB). Hal tersebut ditandai dengan peletakan baru pertama yang dilaksanakan pada Kamis (25/9/2025).

Untuk diketahui PLTS Terapung Saguling bukanlah yang pertama di Bandung Barat. Sebelumnya, PLTS Terapung Cirata berkapasitas 192 MW telah lebih dulu beroperasi dan masih tercatat sebagai PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.

Jika dibandingkan, Cirata memiliki kapasitas lebih dari tiga kali lipat Saguling, dengan investasi sekitar Rp4 triliun. Produksi listrik Cirata mencapai sekitar 245 GWh per tahun, mampu melistriki 200.000 rumah tangga, serta menekan emisi hingga 214 ribu ton CO2.

Meski berbeda skala, kedua proyek ini saling melengkapi. Cirata menegaskan posisi Indonesia sebagai pionir PLTS terapung di kawasan, sementara Saguling memperkuat bauran energi hijau di Jawa Barat dengan investasi yang lebih ramping dan waktu pembangunan lebih singkat.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta mengatakan PLTS Terapung Saguling akan menghasilkan lebih dari 130 GWh listrik per tahun dan cukup untuk memenuhi kebutuhan energi sekitar 50.000 rumah tangga.

“Selain memperkuat pasokan listrik, pembangkit ini juga akan menekan emisi karbon hingga 104 ribu ton CO2 per tahun. Jadi manfaatnya ganda, bagi lingkungan sekaligus untuk ketahanan energi,”ujarnya di Saguling, Kamis (25/9/2025).

Ia menambahkan, PLTS Terapung Saguling akan dikerjakan oleh PT Indo ACWA Tenaga Saguling, perusahaan patungan antara PLN Indonesia Power dan investor energi terbarukan asal Arab Saudi ACWA Power.

Selanjutnya, pekerjaan konstruksi dipercayakan kepada China Energy Engineering Corporation (CEEC), kontraktor yang berpengalaman menggarap proyek PLTS terapung di berbagai negara.

“Proyek strategis nasional ini diketahui bernilai investasi sekitar Rp1 triliun ini ditargetkan selesai dalam 15 bulan,”katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, dengan pembangunan PLTS tersebut pihak optimistis sistem kelistrikan Jawa-Bali akan semakin andal. Terutama dalam kondisi darurat seperti pemadaman, pembangkit dapat difungsikan sebagai pasokan cadangan, khususnya untuk wilayah Jawa Barat.

“PLTS Terapung Saguling termasuk ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres No. 109/2020. Pemerintah menempatkan proyek ini sebagai bagian dari strategi mempercepat transisi energi, sekaligus memenuhi target bauran energi terbarukan 23 persen pada 2025 dan komitmen Net Zero Emission 2060,”katanya.

Masih kata dia, lokasi Waduk Saguling dipilih karena memiliki karakteristik pendukung, mulai dari stabilitas air hingga luas area yang memungkinkan. Bahkan keberadaan PLTS tersebut tidak akan menggangu fungsi utama waduk.

“Panel surya hanya akan memanfaatkan kurang dari 5 persen permukaan waduk sehingga tidak mengganggu fungsi utama waduk sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan irigasi,”katanya.

Ia menegaskan, teknologi PLTS terapung diyakini lebih efisien dibandingkan yang dipasang di daratan. Suhu lebih rendah di permukaan air membuat panel bekerja optimal. Pemasangan panel juga membantu mengurangi tingkat penguapan air waduk.

“Selama masa konstruksi, proyek ini diperkirakan daoat menyerap sekitar 400 tenaga kerja,”katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Bandung Barat, Asep Ismail, menegaskan agar kesempatan kerja diberikan terutama kepada masyarakat lokal. Dengan begitu, masyarakat Kabupaten Bandung Barat dapat langsung merasakan manfaat proyek tersebut.

“Ini salah satu proyek besar di Bandung Barat. Kami berharap rekrutmen tenaga kerja bisa mengutamakan warga sekitar sesuai kebutuhan perusahaan. Pemerintah daerah tentu mendukung penuh proyek ini demi kepentingan masyarakat,”katanya.

Ia berharap pengelola proyek berkomitmen menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Dengan begitu, nilai positif adanya proyek ini dirasakan masyarakat Kabupaten Bandung Barat.

“Mulai dari pelatihan tenaga kerja lokal hingga pemantauan dampak lingkungan secara berkala,”tandasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button