BudayaEkonomiPemerintahanRagamSosial Politik

Live Tiktok Lumpuh, Ekonomi UMKM Daring Terjun Bebas

BANDUNG BARAT, SILOKANEWS.COM,- Matinya fitur Live TikTok sejak beberapa hari ini melumpuhkan nadi ekonomi para pelaku UMKM yang bergantung pada penjualan daring.

Para pelaku usaha mikro ini biasa memanfaatkan fitur Live TikTok sebagai kanal pemasaran utama melalui siaran langsung untuk menjangkau pasar mereka.

Kerugian matinya fitur Live TikTok ini dirasakan langsung oleh Dyana Bilqis (28), pedagang pakaian dengan akun Nukadua Store asal Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Bagi kami, TikTok Live bukan sekadar fitur, tapi napas bisnis. Ketika dimatikan, sama saja dengan mencekik ribuan usaha kecil yang berjuang bertahan hidup,”ujar Dyana, Senin (1/9/2025).

Imbas dari matinya fitur Live TikTok di Indonesia memaksa pedagang kecil seperti Dyana harus mengistirahatkan bisnisnya. Tentu lumpuhnya bisnis UMKM ini mengancam stabilitas ekonomi daerah yang didukung oleh para pelaku usaha mikro.

“Padahal, UMKM seperti kami adalah penopang 60 persen lebih PDB Indonesia. Jika saluran distribusi digital mereka ditutup mendadak, yang rugi bukan hanya pedagang, tapi juga stabilitas ekonomi daerah. Kebijakan ini ibarat memutus rantai pasokan ekonomi rakyat tanpa peringatan,” sebut Dyana.

Meski berupaya mencari jalur lain melalui Shopee Live hingga promosi manual lewat WhatsApp, Diana menyebut tidak ada platform yang bisa menggantikan usahanya di TikTok Live yang pasarnya sudah terbentuk bertahun-tahun.

“Saya jualan di sini kurang lebih sudah 2 tahun. Selama itu pula saya bergantung pada penjualan melalui live streaming. Jadi kalau TikTok Live mati, usaha kami pun ikut mati. Bukan hanya omzet yang hilang, tapi masa depan keluarga yang terancam,”ucapnya.

Dalam sehari, rata-rata penghasilan yang biasa didapat Rp2-3 juta. Dengan pendapatan itu, ia bisa menghidupi keluarga dan sejumlah karyawan yang juga bergantung padanya.

“Operasional tetap jalan, tagihan tetap datang, tapi pemasukan nol. Kalau situasi ini terus berlarut, usaha kami yang kecil ini bisa mati perlahan. TikTok Live sudah jadi pasar, toko, dan jalan nafkah kami,”kata Dyana.

Nada kekecewaan atas matinya fitur Live TikTok juga diungkap pedagang mikro lainnya. Ilham (30), pedagang fesyen pria asal Cibiru, Kota Bandung harus memutar otak untuk bertahan di situasi seperti ini.

“Yang bisa dilakukan hanya survive. Jika sebelumnya kami menggunakan Live TikTok sekarang beralih ke Live Shopee. Tapi jelas kita harus mulai dari nol,” ucap Ilham.

Fitur Live TikTok ini dinonaktifkan secara sepihak tanpa mempertimbangkan dampak domino terhadap ekonomi mikro.

“Kami tidak diberi waktu untuk memitigasi. Kami juga tidak diberi kepastian waktu sampai kapan Live TikTok akan dimatikan. Apalagi kompensasi terhadap pelaku UMKM yang terdampak,” paparnya.

Ilham berharap, negara mempertimbangkan kebijakan-kebijakan yang dibuat dadakan ini berdampak pada ribuan warga yang bergantung pada bisnis melalui live streaming.

“Minimal ada skema mitigasi atau kompensasi digital, agar pedagang tidak dibiarkan terhenti mendadak. Kalau tidak, efek jangka panjangnya bisa berupa gelombang PHK kecil-kecilan di tingkat rumah tangga,” tandasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button