BudayaPemerintahanRagamSosial Politik

Jawa Barat Butuh Tindakan ‘Ngeprakeun Reumis di Pasisian’

Oleh : David Riksa Buana/ Ketua Trapawana Jawa Barat

Jawa Barat Butuh Tindakan

Sebuah Provinsi terdepan sebagai penyangga Ibu Kota Negara memang tidak mudah, banyak dinamika sosial politik yang begitu dinamis terjadi di Jawa Barat, meski ini bukan hal baru, karena sejak zaman Kerajaan sampai Zaman Kekinian wilayah ini selalu saja menjadi tempat pertarungan senyap yang misterius,

LSM Trapawana Jawa Barat telah berdiri sejak tahun 2000 atau 25 tahun yang lalu tepatnya, dengan berbadan hukum Lembaga Swadaya Masyarakat tentunya bukan suatu hal yang mudah, apalagi ditengah Stigma serta Persepsi masyarakat yang cenderung negatif terhadap berbagai aktivitas yang konon dilakukan oleh yang berbadan hukum sama.

Di Provinsi Jawa Barat banyak sekali Lembaga Swadaya Masyarakat dengan berbagai jenis dan purwarupanya, namun ternyata lembaga yang satu ini sangat berbeda, mereka tidak mempunyai anggota dan menyatakan bahwa mereka adalah Lembaga Mitra yang siap bermitra dengan siapapun didalam berkegiatannya, mereka memilih berkegiatan dalam sunyi, hampir tanpa hingar bingar seremoni, jarang terliput media massa, tidak suka show of force atau cari mangsa apalagi cari muka, tidak berseragam, apalagi memampang photo di tikungan, meski kadang berkacamata hitam, namun tidak pernah berkacamata kuda.

Dengan palsafah Ngaheuyeuk Dayeuh Kupanalar Mupusti Bumi Kupangarti, LSM Trapawana Jawa Barat telah membuktikan kiprahnya dengan memberikan manfaat secara nyata bagi banyak warga Masyarakat di Provinsi Jawa Barat, selain turut serta dalam berbagai kegiatan penanganan dan penanggulangan kebencanaan, advokasi dan mediasi terhadap berbagai permasalahan sosial serta lingkungan hidup.

Dengan slogan Ngeprakeun Reumis Dipasisian, lembaga ini setidaknya sudah 15 tahun secara rutin melakukan Inventarisir dan Monitoring secara mandiri terhadap berbagai permasalahan pada bentang alam yang ada di Jawa Barat dengan mengunjungi desa-desa yang berbatasan atau berada dalam Kawasan Hutan Negara Dan Perkebunan Negara.

Ciri khas lembaga ini saat berkeliling ke Desa-Desa, selalu membawa Baju Bekas untuk dibagikan secara cuma-cuma, mereka menyebutnya Teori Lawon Butut, jelas sambutan masyarakat akan terasa berbeda, bahkan kebingungan, karena ada Lsm yang suka bagi bagi baju bekas, selama kurun waktu 15 tahun lembaga ini sudah berhasil mewujudkan Impian

Masyarakat dengan membangun setidaknya 4 unit Jembatan Gantung penghubung antar desa, 4 Madrasah, 7 Mushala dan 7 Rumah Tidak Layak Huni, seluruh kegiatan ini dibiayai oleh hasil Swadaya Masyarakat yang dihimpun melalui open donasi medsos dan yang berdonasipun hanya pribadi atau perorangan, bukan CSR dari Perusahaan Swasta, BUMN apalagi BUMD, bahkan untuk memenuhi kebutuhan Operasional Lembaga, sampai dengan hari ini masih bersumber dari pribadi-pribadi para pengurusnya.

Pergerakan lembaga ini memang cenderung berbeda, aneh, bahkan terkadang kontroversi, sehingga banyak diantaranya yang salah mengerti, meski sebenarnya mungkin mereka hanya merasa iri atau mungkin ada yang merasa ruangnya tercuri, tidak hanya Masyarakat umum, bahkan sesama Lsm.

Aparatur Pemerintahan sekalipun belum pernah ada yang memberikan apresiasi positif atas berbagai kinerja lembaga ini, saking gilanya pada tahun 2020 selama bulan Puasa, saat Covid-19 berkecambuk, lembaga ini malah membagikan Cairan Bibit Disinfectan, sebanyak 51.450 liter, secara Gratis, kepada 567 Desa/Kelurahan yang ada di Provinsi Jawa Barat, akibat seringnya disebut Lsm Gila, munculah slogan Nu Gelo Mah Bebas.

Ketua Lsm Trapawana Tepat Jawa Barat, David Riksa Buana menyatakan bahwa Jawa Barat Butuh Tindakan dikarenakan baru periode ini Jawa Barat mempunyai Pemimpin yang lebih Membumi, meski secara lebih ekplisit masih belum terjadi Sinergi Kolaborasi, Rempug Jukung Sauyunan, Gotong Royong, Paheuyeuk Heuyeuk Leungeun, pada pemerintahannya, kinerja Gubernur Jawa Barat belum berbanding lurus dengan Kinerja SKPDnya, Bupati atau Wali Kotanya, begitupun DPRDnya, sejak lama pemerintahan yang katanya demokratis ini, dalam faktanya berisikan feodalisme gaya baru yang haus pujian dan penghormatan namun miskin penghargaan dan kinerja, mungkin akibat masih mempercayai dan memandang bahwa kesaktian itu mutlak dan primordial, padahal kesaktian itu sejatinya adalah Kumpulan dari Doa dan Harapan Bersama yang diwujudkan secara Bersama-sama untuk kepentingan Bersama-sama

Tepat tanggal 15 Agustus 2025 di ulang tahunnya yang ke 25, Lsm Trapawana Jawa Barat kembali membuat kegilaan melalui Program Bantuan Perlengkapan Sekolah Untuk Anak Sekolah Dasar Di Pedalaman Jawa Barat, program ini menargetkan untuk menghimpun bantuan sebanyak 2.500 paket perlengkapan sekolah yang akan dibagikan ke 25 Sekolah Dasar Negeri yang ada di Pedalaman Jawa Barat di 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur Dan Kabupaten Sukabumi dan sampai dengan hari ini telah di distribusikan setidaknya 1200 paket ke 12 Sekolah Dasar Negeri pada wilayah tersebut diatas dan sisanya akan dilakukan akhir bulan ini, kami percaya satu satunya cara memperbaiki nasib negara dan bangsa Indonesia adalah dengan memberikan Pendidikan terbaik bagi generasi bangsa.

Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada seluruh Masyarakat Indonesia yang sudah selama 25 tahun turut serta berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kami, Semoga Tuhan Membalasnya, kami bukan siapa siapa, kami bukan apa apa, ini bukan memerangi siapapun, ini bukan melawan siapapun, Trapawana Jawa Barat akan terus melawan kebodohan dan pembodohan, melawan ketidakpedulian dan penindasan, sejatinya melawan ego dan keserakahan sendiri, terimakasih

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button