Metamorfosa Bale Seni Barli, Bertekad Menjadi Destinasi Wisata Budaya Bagi Turis Mancanegara
BANDUNG BARAT, SILOKANEWS.COM,- Lampu sorot nuansa hangat fokus menyinari lebih dari 20 karya dari seniman se-Asia Tenggara di Bale Panyawangan, Bale Pare, Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Sabtu 30 Agustus 2025.
Pameran lukisan karya seniman disabilitas ini merupakan salah satu event dari MASAGI: Disability Art Exhibition 2025 dengan tema ‘Silent Memories, Resonant World’ sebagai bentuk rasa sukur Bale Seni Barli yang kini bermarkas di Bale Pare.
Sorotan mata pengunjung tak kalah tajam memandang lukisan dengan beragam aliran. Surealis, representatif, naturalisme, dan aliran lukisan lain bikin dinding berwarna krem keputihan yang semu, lebih berwarna nan bergairah.
Kamera-kamera ponsel giliran mengabadikan lukisan yang tak semuanya bisa dinikmati orang awam. Seperti gambar buah pir, yang buat orang tak menyelami seni sampai ke dasarnya cuma pir yang dituangkan ke permukaan kanvas.
Adalagi potret wajah kucing yang terbentuk dari polesan kuas dengan warna bermacam-macam. Ada pula lukisan berbentuk ‘absurd’ yang cuma bisa dinikmati segelintir orang.
Luar biasanya, ternyata lukisan-lukisan itu sebagiannya lahir dari tangan-tangan seniman penyandang disabilitas. Seperti buah pir yang terbelah, merupakan karya Awangku Mohammad Imaduddin Rahman Bin Pangeran H. Norahalim, seorang pemuda Brunei Darussalam.
Imad, begitu ia disapa, punya seorang saudara yang juga melukis kucing dan turut dipajang di galeri seni Barli itu. Lukisan kucing lahir dari tangan dingin Awangku Mohammad Ilhamuddin Rahman Bin Pangeran H. Norahalim
“Untuk lukisan pir ini karya anak saya, Imad dan satu lagi yang kucing karya anak saya juga, Ilham. Kami dari Brunei,” kata orangtua Imad dan Ilham, Ir. Hj. Mila Triesyana Lahmuddin, saat ditemui, Sabtu (30/8/2025).
Keduanya merupakan penyandang tuna rungu. Namun segala keterbatasan yang dimiliki, tak mampu membendung jiwa kreatif dan produktif keduanya. Karya tak melulu lahir dari mereka yang berpenampilan dan punya kondisif fisik sempurna.
Mila berkisah awal karya kedua anaknya bisa dipajang di galeri seni yang ada di kawasan Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu setelah ada permintaan pengiriman tiga karya.
“Jadi setelah dipilih dari 3 karya itu, karena semua peserta mengirimkan 3 karya, anak saya terpilih yang lukisannya buah pir dan kucing. Kebetulan anak saya tuna rungu,” kata Mila.
Galeri seni lukis itu tak berdiri sendiri. Nantinya akan disuguhkan culture park, creative hub, hingga wadah khusus untuk menawarkan beragam makanan tradisional dan kesenian Jawa Barat.
Pelaksana Harian Bale Seni Barli, Efi Gunawan mengatakan, sejak berdiri tahun 2002 lalu Bale Seni Barli saat ini mengusung misi baru di tempat yang baru tersebut.
“Ini adalah salahsatu bentuk rasa syukur kita menyelenggarakan persemian Bale Seni Barli new vibe 2025,” katanya saat ditemui, Sabtu (30/8/2025).
Ia menambahkan, saat ini Bale Seni Barli tidak hanya berputar di seni rupa saja. Tetapi juga mulai memperhatikan seni-seni yang lainnya.
“Makanya kita visi kami ada cultur park, ada creativ park, ada tujuan wisata edukasi. Sebenarnya nah ini dari 3 ini kita ingin menggabungkan menjadi wajah baru dari Bale Seni Barli,” katanya.
Ia menyebut, diharapkan nanti masyarakat yang datang tidak hanya untuk belajar menggambarkan melainkan mereka bisa belajar membatik dan mengenal seni lainnya.
“Karena kita secara reguler nanti akan menampilkan wayang golek atau tari-tarian atau musik pencak kayak yang tadi itu mungkin reguler tiap weekend,” katanya.
Lebih jauh dari itu, di Bale Sini Barli pun tidak hanya menampilkan seni budaya berupa tontonan saja tapi masyarakat diajak untuk belajar di sejumlah boot yang tersedia.
“Di sini yang kami tampilkan bukan hanya makanan yang kita beli tapi juga mereka bikin angklung ini gimana gitu. Nah wajit kita tidak hanya menampilkan wajitnya tapi gimana cara membuat wajit tersebut,” katanya.
Ia menyebut, keberadaan Bale Seni Barli pun membuka ruang bagi masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas yang ada tersedia. Misalnya untuk latihan dan yang lainnya.
“Nah gini contoh sanggar tari tadi ada warga sekitar yang kesulitan tempat untuk belajar latihan ya boleh bicara dengan Bale Seni Barli ya saya bilang kalau mau dipakai tidak harus bayar sewa atau gimana ya boleh dipakai,” katanya.
“Kita juga buat lainnya misalnya padepokan pencak mereka juga warga Cililin yang akses jauh dan ruang belajar tidak cukup nah silahkan pakai di sini dan beberapa fasilitas diperbaiki supaya mereka nyaman belajar,” sambungnya.
Sementara itu, Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail mengatakan, tampilan Bale Seni Barli saat ini memiliki wajah baru yang modern dan tempatnya juga lebih nyaman.
“Saya harap nantinya berkembang menjadi destinasi wisata buat Bandung Barat,” katanya.
Ia menegaskan, pihaknya mendukung penuh keberadaan Bale Seni Barli terlebih melibatkan pegiat-pegiat seni di Bandung Barat.
“Bandung Barat supaya lebih dikenal dan punya identitas bahwa KBB ini punya seni dan budaya yang luar biasa saya juga dari orang seni sangat bangga dan support,” tegasnya.
“Tentu karena ada oborolan di sini akan menyiapkan tempat untuk berkolaborasi seniman Bandung Barat dikasih wadah sangat saya support untuk kedepannya mungkin di acara HUT KBB tahun depan support,” tandasnya.