PemerintahanBudayaRagam

Karnaval HUT RI Desa Wangunsari, Wujudkan Nilai Gotong Royong

BANDUNG BARAT, SILOKANEWS.COM,- Suasana Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), benar-benar berubah menjadi panggung kebersamaan pada Minggu, 24 Agustus 2025. Warga dari 15 Rukun Warga (RW) tumpah ruah mengikuti karnaval dalam rangka memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Uniknya, meski digelar meriah dan penuh warna, karnaval yang rutin dihelat empat tahun terakhir ini tidak pernah menghadirkan kompetisi ataupun hadiah. Semua berjalan atas dasar kreativitas, gotong royong, dan semangat kebersamaan.

“Alhamdulillah, dalam empat tahun terakhir ini tak ada yang absen. Semua RW berpartisipasi. Itu berkat komunikasi yang baik antara pemerintah desa, ketua RW, karang taruna, dan penggiat seni,” ungkap Kepala Desa Wangunsari, Diki Rohani, Minggu 24 Juli 2025.

Setiap RW tampil dengan tema berbeda-beda. Ada yang mengusung perjuangan, kesenian buhun, tarawangsa, hingga kreativitas lain yang sarat makna kebudayaan. Menurut Diki, hal ini bisa terwujud karena setiap tema terlebih dahulu diajukan dan disepakati bersama.

“Dengan begitu, pemerintah desa tahu apa tema tiap RW. Jadi masyarakat pun lebih mudah memahami, dan pesan yang ingin disampaikan dalam karnaval ini mengena langsung,” jelasnya.

Bagi Diki, karnaval bukan sekadar ajang hiburan, melainkan ruang untuk masyarakat mengekspresikan diri sekaligus memperkuat kohesi sosial.

“Kegiatan ini untuk memeriahkan peringatan HUT RI, sekaligus wadah bagi warga untuk berkreasi. Mereka membangun kebersamaan dan gotong royong dengan menampilkan karya sekreatif, seindah, dan sebagus mungkin,” katanya.

Soal tidak adanya hadiah, Diki menegaskan itu adalah keputusan bersama. “Kalau dilombakan, khawatir malah menimbulkan perasaan RW ini lebih bagus, RW lainnya merasa tersisih. Jadi manfaatnya bisa kalah oleh mudarat. Karena itu kita sepakati, karnaval ini bukan lomba,” tegasnya.

Ia pun berharap tradisi karnaval ini terus terjaga dan semakin mengakar di masyarakat Wangunsari.

“Harapan saya, konsistensi kreativitas dan kebersamaan ini bisa terus dipertahankan. Momentum besar seperti ini adalah buah dari kerjasama, pengorbanan, dan gotong royong seluruh warga. Tidak bisa oleh satu orang atau sekelompok orang, tapi harus bersama-sama,” pungkasnya.

Sebagai penutup rangkaian, karnaval bakal dilengkapi dengan pentas seni dari tiap RW, lalu diakhiri dengan tabligh akbar pada malam harinya. Sebuah pesta rakyat yang sederhana, tapi kaya makna.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button