Hukum dan KriminalPemerintahan

Warga Perum Alam Sanggar Indah Protes Jalan Rusak. Minta Pengembang PT MSU Bertanggung Jawab

BANDUNG BARAT, SILOKA,- Puluhan warga Perum Alam Sanggar Indah (ASI) di Desa Citapen, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) melakukan aksi unjuk rasa (unras) di kawasan kompleks.

Aksi tersebut dilakukan warga sebagai bentuk protes warga terhadap developer atau pengembang PT Multi Sanggar Utama (MSU) lantaran perbaikan jalan rusak yang dijanjikan tak kunjung terealisasi. Padahal, akibat dari jalan rusak tersebut juga kerap memicu terjadinya kecelakaan.

Bahkan, warga dari lima RW baik di Perum ASI maupun di luar kawasan kompleks berinisiatif melakukan iuran secara sukarela untuk melakukan perbaikan jalan rusak sepanjang 800 meter itu.

“Aksi unjuk rasa ini sebagai bentuk keresahan warga yang ingin jalan rusak di kawasan Perum ASI ini segera diperbaiki,” kata Ketua Forum PSU Perum ASI, Arif Mulyawan saat ditemui di lokasi, Senin 30 Juni 2025.

“Untuk total jalan rusak itu sepanjang 800 meter, namun yang urgen itu sekitar 200 meter dan di depan gerbang itu ada sekitar 60 meter,” sebutnya.

Tak cuma itu, sebut Arif, dampak jalan rusak tersebut menjadi pemicu kecelakaan warga atau pengendara yang melintas.

“Betul tadi malam di grup Kominfo warga ada yang menyampaikan, terus sebelumnya ada yang kepeleset dan lainnya. Kebanyakn kecelakaan motor,” imbuhnya.

Kendati begitu, Arif mengaku bersyukur lantaran pihak developer melalui owner PT MSU bersedia untuk menemui warga dan beraudiensi dengan warga terkait persoalan jalan rusak tersebut.

“Alhamdulillah ownernya langsung juga mau turun menemui warga yang ingin menyampaikan aspirasi agar jalan tersebut dibetulkan,” ujarnya.

Kemudian, pihak developer menjanjikan dalam dua minggu ini mereka bakal memperbaiki lantaran memang Perum ASI ini sudah banyak dihuni warga.

“Bahkan warga pun berinisiatif mengumpulkan Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL) yang mencapai Rp80 juta dalam kurun waktu 1,5 bulan,” katanya.

Sehingga, pihaknya berharap antara baik warga maupun developer bisa bersama-sama bisa melakukan perbaikan jalan rusak. Namun, lantaran mungkin respons dari developer kurang cepat, padahal sudah dijanjikan sejak awal tahun 2025.

“Kita ingin memanfaatkan momen musim kemarau untuk melakukan perbaikan, karena kalau momennya hilang dan perbaikan dilakukan di musim hujan akan lebih parah lagi,” paparnya.

Arif menyebut, jalan yang paling darurat harus segera diperbaiki itu berada di tanjakan, tepatnya Jalan Cintakarya.

“Untuk pelaksanaan teknisnya nanti akan kita kawal dan dirembugan kembali bersama developer. Nanti kita akan saling mengingatkan agar jalan itu bisa bersama-sama diperbaiki,” sebutnya.

Lantaran pihak developer juga masih melakukan pembangunan, ungkap Arif. sehingga dampaknya nanti perumahan ini bisa cepat laku karena didukung aksesibilitas yang memadai.

Selain itu, warga juga bisa menikmati jalan tersebut karena bagaimana pun mereka menggunakan jalan tersebut lantaran turut berpartisipasi membayar IPL.

“Ada lima RW yang ikut urunan untuk perbaikan jalan ini. Bahkan, di Perum ASI sendiri ada tiga RW, yakni RW 12, RW 13 Desa Citapen dan RW 10 Desa Tanjungwangi,” paparnya.

“Bahkan, warga di luar kompleks, seperti Tanjungwangi RW02, Bojong RW 05 juga ikut. Kita tidak sendiri, kita libatkan pengurus wilayah, sirkulirnya RT dan RW semua,” lanjutnya.

Perum ASI ini, kata Arif, terbagi dalam dua desa, yakni Desa Citapen dan Desa Tanjungwangi. Keduanya, ikut berpartisipasi dalam iuran perbaikan jalan.

Menurutnya, iuran perbaikan itu dilakukan mengingat jalan tersebut masih menjadi tanggung jawab pihak developer dan belum menjadi kewenangan Pemkab Bandung Barat dalam hal ini desa.

“Status jalannya masih developer dan bukan jalan desa. Jadi waktu diskusi dengan pak kades, kalau sudah diserahkan ke Pemkab Bandung Barat beliau menjanjikan bakal dialokasikan Dana Desa untuk perbaikan jalan,” paparnya.

“Tetapi, salah sasaran, makanya kita kerjar developer. Tahun 2003 pernah dibetulkan dengan cara diaspal, hanya saja drainasenya kurang diperhatikan,” ucapnya.

“Tadi survei dengan developer tetap drainase harus menjadi hal yang utama. Di situ kalau mau dibangun apapun, tapi drainasenya tidak diperbaiki jalannya pasti rusak lagi,” tambahnya.

Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan jalan rusak tersebut dicor. Namun, terlepas ke depan mau dicor dan ditimpa hotmix pihaknya menyerahkan kembali ke developer.

“Teknisnya akan kita tindaklanjuti dalam dua minggu ini setelah audiensi hari ini kita kawal bareng-bareng,” tegasnya.

Public Relation dan Promosi PT. Multi Sanggar Utama Benny Mandala Nugraha mengatakan, pihaknya merespons positif keluhan para warga dan memang harus disampaikan.

“Sebetulnya keluhan warga ini sudah sampai ke kami, cuma memang karena kondisi cuaca musim hujan sehingga kami belum melakukan perbaikan jalan,” kata Benny.

Sebab, untuk melakukan perbaikan jalan di tengah musim hujan tentunya tidak akan maksimal. Sehingga, pihaknya memilih untuk menunggu kondisi cuaca yang mendukung.

“Karena melihat cuacanya bagus, tidak ada salahnya proses perbaikan jalan di Perum ASI ini kita percepat. Bahkan, owner tadi langsung meninjau ke lapangan,” ujarnya.

Oleh karena itu, sebut Benny, seperti yang disampaikan Ketua Forum PSU, dalam dua minggu setelah ini pihaknya bersama warga bakal kembali berembug untuk membahas teknisnya seperti apa.

“Jadi baru akan dilakukan karena butuh proses untuk melakukan perbaikan jalan dan tidak bisa dalam dua minggu selesai,” ucapnya.

Lebih lanjut Benny menuturkan, urgensi jalan rusak yang harus segera diperbaiki itu mulai dari gerbang masuk Perum ASI hingga tanjakan awal masuk jalannya memang rusak.

“Sebetulnya sudah pernah diperbaiki, hanya karena di situ ada genangan air dari sawah sehingga membuat aspalnya tergerus,” tuturnya.

Menurutnya, kondisi tersebut menjadi urgensi pihaknya sehingga harus segera diperbaiki. Selain itu, perbaikan di Perum ASI ini masih menjadi tanggung jawab pihaknya.

“Ini masih jadi tanggung jawab kami karena memang belum sepenuhnya lepas dari kami,” ucapnya.

Ditanya terkait estimasi anggaran perbaikan jalan rusak, Benny mengaku belum mengetahui lantaran pihaknya belum menerima rencana anggaran biaya (RAB).

“Kalau itu belum tahu karena saya pribadi belum nerima, jadi belum bisa menyebutkan berapa. Tapi dari forum sendiri tadi menyebut sudah terkumpul Rp80 juta,” sebutnya.

Sementara terkait jalan tersebut akan dicor atau diaspal, ungkap Benny, teknisnya bakal dibicarakan kembali karena dampak positif maupun negatifnya harus disampaikan.

“Jadi harus ada kajian, dampak positif dicor seperti apa dan negatifnya seperti apa. Tapi nanti kita bicarakan lagi dengan forum karena nanti yang merasakan warga juga,” tandasnya. *** (agus satia negara)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button