Yayasan Parahyangan Satya Gagas KUBE Eduwisata di Kota Baru Parahyangan
Wisata Bermain dan Belajar Siswa di Alam Terbuka
BANDUNG BARAT, SILOKANEWS.COM,- Yayasan Parahyangan Satya menggagas wisata edukasi melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Eduwisata di areal hijau Kota Baru Parahyangan (KBP), Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Wisata berbasis edukasi ini mengusung konsep membangun lingkungan, mengasah keterampilan dan pelestarian permainan tradisional. Tiga tahun berjalan KUBE Eduwisata telah menjadi destinasi wisata belajar bagi siswa di Jawa Barat.
Nining Suningsih, pengelola Kube Eduwisata menerangkan, para pengunjung akan mendapat wawasan belajar langsung di alam terbuka. Disini mereka dapat melihat budidaya lebah madu, mengenal tanaman herbal, beternal kelinci, membuat sabun herbal dan diajak bermain permainan tradisional bakiak atau sumpit.
“Tiga tahun terakhir, KUBE Eduwisata menjadi pilihan favorit sekolah untuk mengenalkan pembelajaran luar kelas kepada siswa. Kebanyakan siswa dari sekolah SD dan SMP di Jawa Barat,”terang dia, Rabu (28/5/2025).
Awalnya, kata dia, KUBE Eduwisata dibentuk sebagai wadah pemberdayaan ekonomi masyarakat pembuatan sabun herbal dari tanaman bunga matahari, seiring perkembangan dibawah bimbingan Yayasan Parahyangan Satya kini berubah menjadi destinasi wisata edukasi berbasis alam.
“Sebenarnya KUBE sudah berdiri selama enam tahun, sementara Kube Eduwisata sendiri baru berjalan tiga tahun. Alhamdulillah antusias pengunjung cukup tinggi. Rata-rata yang datang ingin mencoba membuat sabun herbal, menanam tanaman dan mencoba permainan tradisional seperti bakiak,” kata
Ia menambahkan, salah satu ciri khas Kube Eduwisata adalah mengenalkan kaulinan zaman baheula atau permainan tradisional. Selain itu, Kube juga memanfaatkan berbagai tanaman herbal untuk kegiatan edukasi.
KUBE Eduwisata dikelola oleh 10 orang dan buka setiap hari untuk umum dengan berbagai kegiatan edukatif yang ditawarkan. KUBE Eduwisata menjadi salah satu destinasi pembelajaran yang menarik dan bermanfaat bagi anak-anak, terutama untuk mengenalkan budaya lokal dan pemahaman tentang lingkungan.
“Dulu kami fokus membuat sabun herbal, tapi terkendala perizinan BPOM, sehingga kini kami lebih fokus pada jasa edukasi dan penjualan bahan mentah,” tandasnya.
Salah satu sekolah yang sengaja menggelar kegiatan belajar luar kelas adalah SDIT Lukmanul Hakim, Kota Bandung, 190 siswa-siswi kelas 1 hingga 5 nampak antusias belajar dan bermain di KUBE Eduwisata.
“Mainnya gampang-gampang susah. Pas melangkah antara kaki kanan dan kiri, jadi harus fokus. Seru mainnya, bikin ketagihan. Jadi main berkali-kali,” ujar Safa, siswi kelas 5 SDIT Lukmanul Hakim, usai mencoba permainan tradisional bakiak.
Ia mengakui baru pertama kali mencoba permainan yang saat ini jarang di temui tersebut.
“Mainin bakiak baru pertama kali, di Kota Bandung enggak ada. Pokonya seru aja,” ungkap Safa sambil tersenyum tipis.
Hilman, guru SD Lukmanul Hakim mengatakan, alasannya memilih Kube Eduwisata sebagai tempat belajar di luar ruangan, karena destinasi wisata edukasi ini menyediakan ragam kegiatan yang positif dan cocok untuk ekplorasi siswanya.
“Pertimbangan kami membawa anak-anak ke sini karena ada tiga pilihan kegiatan. Pertama, eksplorasi lingkungan, pembuatan sabun herbal sebagai produk kreatif, dan permainan tradisional yang sangat penting untuk dikenalkan kepada anak-anak,” kata dia.
Menurut Hilman, permainan tradisional seperti bakiak dan sumpit perlu terus diperkenalkan kepada generasi muda agar tidak punah. Siswa juga bisa sekalian berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuhnya.
“Anak-anak tidak hanya belajar di dalam kelas. Di sekolah kami, ada juga pembelajaran di luar kelas, yang memberikan pengalaman sangat berharga bagi mereka. Jadi jangan sampai pembelajaran hanya terbatas di dalam ruang kelas tanpa eksplorasi,” ujarnya.