Pemkab Bandung Barat Gagas Pengurangan Sampah Dari Hulu
BANDUNG BARAT, SILOKANEWS.COM,- Pemkab Bandung Barat kembali melakukan skema penanganan sampah untuk menekan produksi sampah di wilayahnya. Hal tersebut terkait komitmen pengurangan volume pengiriman sampah ke TPAS Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Dari 40 ritase pengiriman atau sekitar 160 ton sampah, saat ini perharinya Bandung Barat hanya diberikan 17 ritase. Artinya ada 23 ritase atau lebih dari 80 ton sampah di Bandung Barat yang tidak terbuang. Jumlah tersebut mau tidak mau harus dibereskan, dengan cara pemilahan sampah oleh Pemkab Bandung Barat.
Mengingat jika ini dibiarkan maka tumpukan sampah domestik / rumah tangga akan menumpuk disejumlah wilayah di KBB. Belum lagi, sampah yang tak terhitung kedalam ritase buang, sebelum ada pembatasan. Data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KBB, sebanyak 40 ton sampah tak dibuang ke TPA Sarimukti.
Adapun skema yang akan dilakukan untuk mengatasi sisa kuota yang tidak terbuang ke TPA Sarimukti, salah satunya dengan melibatkan kepala desa untuk mensosialisasikan gerakan pilah sampah organik dari rumah. Warga dilarang lagi membuang sampah basah tersebut.
“Jadi kemarin kita bersepakat untuk pengurangan dari hulu, karena potensi tempat pembuangan (TPA Sarimukti) sudah dihitung sambil menunggu tanggal 25 kembali diaktifkan,” kata Pj Bupati Bandung Barat Ade Zakir Hasim kepada wartawan, Kamis 31 Oktober 2024.
Menurutnya langkah ini sesuai instruksi Pj Gubernur Jawa Barat. Guna menunjang skema tersebut, Pemda Provinsi Jawa Barat akan terlebih dahulu mengumpulkan para kepala desa se-Bandung Raya untuk diedukasi terkait pemilihan sampah dari hulu.
Selain itu DLH KBB akan mengoptimalkan sarana prasarana pengolahan sampah yang ada. Belum lama ini Pemkab Bandung Barat telah menggunakan empat mesin cacah sampah. Dua unit untuk mengolah sampah di Kecamatan Cihampelas dan dua lainnya di Kecamatan Batujajar.
“Kami dari yang ada beberapa yang up scalling. beberapa kapasitas yang kita tingkatkan pengolahan sampah yang ada. Disamping itu mungkin kita bersepakat untuk ada gerakan yang masif di Bandung Raya ini pemilihan sampah dan akan melibatkan kepala desa dan lurah,” ujar ade.
Skema lainnya adalah sampah yang sudah terpilah akan diangkut di hari yang berbeda. Ia mencontohkan, untuk sampah organik diangkut hari Senin. Lalu besoknya sampah yang diangkut adalah jenis non-organik. Namun ia menekankan sosialisasi pilah sampah dari rumah harus benar-benar tersampaikan kepada semua warga KBB.
“Itu dilakukan pas ada pelatihan, ada pengambilan hari yang berbeda, hari genap hari ganjil, organik dan non organik, kita di kabupaten akan sesegera mungkin akan menyikapi itu, karena di samping pengurangan kalau tidak sadar akhirnya buangnya sembarangan. Itu yang kita khawatirkan,” jelas Ade Zakir.
Menurutnya untuk sampah organik Dinas LH Bandung Barat akan mulai menggencarkan gerakan-gerakan pengolahan. Diantaranya diolah menjadi pupuk organik, dan bisa juga dimanfaatkan sebagai pakan bagi peternak magot.
Lebih lanjut, dikatakan Ade Zakir pihaknya akan berusaha maksimal untuk mengatasi masalah tersebut. “50 50, jadi nanti yang organik ini bisa dimanfaatkan magot pupuk organik dan sebagainya,” tandasnya.
Diketahui skema-skema penanganan sampah di KBB itu guna mengantisipasi penumpukan sampah imbas pengurangan volume ritase pengiriman sampah ke TPA Sarimukti. Karena salah satu bak sampah raksasa yang menampung sampah se-Bandung Raya ini diprediksi akan over load pada awal Desember tahun ini. (Diskominfotik KBB)