EkonomiPendidikan

Badan POM RI Sambangi Produksi Combiphar, Sertifikat Nomor Izin Edar Veoza Terbit Singkat

BANDUNG BARAT, SILOKANEWS.COM,- Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI) mengunjungi salah satu fasilitas Combiphar Group di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (16/4/2025).

Dalam kunjungan ini, Badan POM didampingi  Presiden Direktur Combiphar Group, Michael Wanandi, meninjau langsung fasilitas produksi Combiphar yang telah dibangun dan dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terkini.

Kepala Badan POM RI, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed.,MD., Ph.D. menyampaikan bahwa BPOM tengah bertransformasi untuk memaksimalkan pelayanan, termasuk melalui percepatan evaluasi produk inovatif tanpa mengurangi aspek mutu dan keamanan.

Ia juga menegaskan bahwa Combiphar merupakan aset nasional yang harus dijaga dan didukung keberlanjutannya.

“Badan POM berkomitmen untuk tidak hanya menjadi pengawas, tetapi juga mitra strategis bagi pelaku industri. Kami mendorong efisiensi regulasi melalui program percepatan evaluasi, tanpa mengurangi aspek mutu, keamanan, dan khasiat. Apa yang dilakukan Combiphar hari ini menunjukkan kesiapan industri nasional untuk bersaing secara global,”tambah Taruna.

Kedatangan Badan POM sekligus menyerahkan penerbitan Sertifikat Nomor Izin Edar (NIE) untuk produk Veoza yang hanya memakan waktu 54 hari kerja.

Jauh lebih cepat dari rata-rata 300 hari sebelumnya. Ini adalah bagian dari komitmen Badan POM untuk mendukung industri farmasi, sekaligus memastikan pengawasan lapangan berjalan dengan baik

Presiden Direktur Combiphar Group, Michael Wanandi mengatakan, kunjungan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara regulator dan pelaku industri farmasi nasional.

“Kunjungan ini menjadi bukti nyata dari komitmen Badan POM untuk terus membangun sinergi yang kokoh demi kemajuan ekosistem kesehatan di Indonesia,” ujar

Kepatuhan Combiphar terhadap regulasi tidak hanya berlaku di tingkat nasional, tetapi juga memenuhi standar internasional di berbagai negara tujuan ekspor.

Hal ini tercermin dari keberhasilan produk seperti Eye Mo yang tidak hanya dikenal luas di Indonesia, tetapi juga telah mendapatkan pengakuan dan kepercayaan di pasar internasional.

Pencapaian ini menjadi bukti bahwa sistem mutu dan standar produksi Combiphar telah selaras dengan regulasi global, menjadikannya salah satu perusahaan farmasi Indonesia yang mampu bersaing secara internasional.

Sebagai salah satu pelaku industri farmasi terkemuka di Indonesia, Combiphar menyadari bahwa keberhasilan industri tidak dapat terlepas dari peran strategis Badan POM dalam menjamin mutu, keamanan, dan khasiat produk obat dan makanan.

Oleh karena itu, Combiphar menyambut baik berbagai inisiatif BPOM, termasuk upaya harmonisasi regulasi, percepatan proses perizinan, serta penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi tumbuhnya investasi dan inovasi.

“Kami percaya bahwa sinergi yang kuat antara industri dan regulator merupakan kunci dalam mendorong inovasi dan mempercepat akses masyarakat terhadap terapi-terapi modern. Kami sangat mengapresiasi kepemimpinan Bapak dr. Taruna Ikrar dan tim Badan POM yang telah mendorong percepatan evaluasi berbagai produk, termasuk Veoza-sebuah inovasi dari Jepang yang kami bawa ke Indonesia,” lanjut  Michael.

Sebagai bentuk apresiasi, Combiphar menjadi salah satu dari sedikit perusahaan farmasi yang secara langsung menerima Sertifikat Nomor Izin Edar (NIE) dari Kepala Badan POM-sebuah pengakuan atas standar kepatuhan dan kualitas perusahaan.

Percepatan proses evaluasi seperti yang dilakukan terhadap produk Veoza, menurut Combiphar, merupakan langkah nyata yang berdampak luas-baik dalam mendukung inovasi global hadir lebih cepat di Indonesia, maupun dalam memberikan akses yang lebih baik bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.

Memasuki 55 tahun, Combiphar sebagai perusahaan consumer healthcare terkemuka, berkomitmen untuk terus Championing a Healthy Tomorrow melalui tiga pilar utama: menyediakan produk berkualitas tinggi dan terjangkau (Affordable and High Quality Products), membangun komunikasi aktif dengan konsumen (Consumer Dialogue and Engagement), serta mengedukasi masyarakat (Build and Educate Communities).

Dengan portofolio produk yang luas mulai dari OBH Combi, Insto, hingga produk herbal dan sereal, Combiphar terus memperkuat perannya sebagai perusahaan consumer healthcare yang relevan dan dipercaya masyarakat.

“Kami percaya, misi menghadirkan produk-produk kesehatan yang aman, berkualitas, dan terjangkau tidak dapat dijalankan sendiri. Kolaborasi erat antara industri dan regulator seperti Badan POM adalah fondasi penting dalam menciptakan ekosistem kesehatan yang berkelanjutan dan inklusif,”tutup Michael Wanandi.

Tentang Combiphar

Combiphar didirikan sejak tahun 1971 sebagai perusahaan farmasi yang berfokus produk kuratif. Kini, Combiphar bertransformasi menjadi perusahaan lokal consumer healthcare terdepan di Indonesia yang bertumbuh cepat dengan memproduksi dan memasarkan lebih dari 90 produk berkualitas dan terjangkau diantaranya OBH Combi (obat batuk sirup), Insto (obat tetes mata), JointFit (gel pereda nyeri sendi), Prive Uricran (suplemen untuk infeksi kantung kemih), Hezandra (suplemen untuk menjaga fungsi hati), Simba (sereal) dan Madurasa.

Berkantor pusat di Jakarta dengan 1.800 karyawan dan hadir di berbagai kota besar dan sekunder di seluruh Indonesia, Combiphar memiliki fasilitas produksi berteknologi mutakhir serta prosedur operasi berstandar modern. Pabrik Combiphar yang berlokasi di Padalarang, Jawa Barat, berhasil memperoleh sertifikasi antara lain ISO 14001, dan proper BIRU untuk pengelolaan lingkungan. Selain pabrik di Padalarang, Combiphar juga memiliki pabrik di Kawasan Jababeka, Karanganyar dan Wonogiri Jawa Tengah. Pabrik di Karanganyar sendiri memperoleh sertifikasi 9001:2015 dan Wonogiri memiliki sertifikasi IkitSO 22000. Pada akhir 2016 Combiphar juga memperluas bisnisnya ke pasar internasional melalui produk tetes mata unggulannya, Eye Mo di kawasan Asia Tenggara di antaranya Kamboja, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan Macau serta Malaysia, Taiwan, Nigeria dan Mexico melalui produk herbal dan Madurasa serta New Zealand dan Australia melalui produk Simba. Combiphar juga menjadi mitra terpercaya perusahaan-perusahaan farmasi internasional dari beberapa negara melalui perjanjian lisensi, joint venture serta contract manufacturing.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button