Hadirnya Adithia Yudhisthira Bangkitkan Silent Majority Pilwalkot Cimahi
Keluarga Mahasiswa Cimahi Deklarasi Dukungan
CIMAHI, SILOKANEWS.COM Kemunculan bakal calon (Bacalon) Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudhistira dari kalangan muda, mampu menarik perhatian silent majority khususnya kalangan muda dan mahasiswa.
Sejak namanya santer bakal meramaikan konstestasi Pilkada Cimahi 2024, gelombang dukungan terus mengalir pada bacalon Wali Kota berusia 33 tahun ini.
Adhit dinilai figur yang tepat untuk mewakili kaum muda dalam tata kelola pemerintahan dan menghapus citra buruk kasus korupsi Kota Cimahi.
Keluarga Mahasiswa Kota Cimahi (Kemaci) resmi mendeklarasikan diri untuk mendukung Adhitia Yudhistira sebagai Bacalon Wali Kota Cimahi periode 2024-2029 pada Rabu, 8 Mei 2024.
“Kita dari awal sudah berkomunikasi dan telah menyiapkan poin-poin untuk mengundang Bacalon Wali Kota Cimahi dalam kegiatan talk show,” kata Ketua Umum Kemaci, Azka Budi Robbani kepada silokanews.com
Sebelum memantapkan dukungan, sebelumnya Kemaci melakukan kajian dan riset latar belakang Adithia Yidhisthira hingga sengaja mengundang untuk menguji sejauh mana kemampuan Adit.
“Jadi bukan tanpa kajian temen-temen menggelar acara talk show dengan mengundang Bacalon Wali Kota Cimahi ini,” ucapnya.
Selain itu, ada beberapa hal yang dijadikan indikator atau tolok ukur pihaknya menggelar talk show dengan bacalon Wali Kota Cimahi.
“Indikatornya yang jelas melihat dari wilayah-wilayah tetangga kan sudah mulai rame soal Pilkada. Sedangkan di Cimahi sosoknya itu dinilai masih kurang secara kuantitas kandidat maupun yang lainnya,” terangnya.
“Jadi belum se-dinamis wilayah-wilayah yang lain,” imbuhnya.
Kebetulan, ungkap Azka, kemarin ada jalur untuk bisa bertemu dengan kang Adhit dan menyanggupi poin-poin yang tertuang dalam pakta integritas yang pihaknya siapkan dengan komitmen Kemaci mendeklarasikan dukungan kepada beliau untuk maju sebagai bacalon Wali Kota Cimahi pada Pilkada 2024.
“Ada enam poin dari masalah UMKM, kemiskinan, pengangguran, ruang-ruang bagi anak muda juga untuk menuntaskan masalah birokrasi di Cimahi. Karena kita tahu sendiri Cimahi ini sudah tiga wali kota tertangkap KPK,” katanya.
“Ini ada apa di Cimahi?, jangan sampai di Pilkada sekarang lagi dan lagi tertangkap KPK dengan kasus yang sama,” imbuhnya.
Tak hanya itu, hal ini juga merupakan langkah preventif dari Kemaci karena dari kemarin-kemarin Wali Kota Cimahi selalu tertangkap KPK.
“Sekarang berhubung Kang Adhit itu bisa kita bilang perwakilan anak muda, jangan sampai beliau inu hanya mencari popularitas dan menjadi calon pemimpin yang populis, tapi juga bisa diuji secara kualitasnya,”ujarnya.
“Sehingga pada akhirnya kalau misalnya secara ranah kualitas beliau mengerti bagaimana cara kerja di Cimahi, kami rasa bakal semakin terhindar dari jurang korupsi,” katanya.
Bacalon Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudhistira menilai, sejarah membuktikan bahwa mahasiswa selalu menjadi agent of change atau agen perubahan dan didominasi anak muda yang otomatis menjadi spirit tersendiri bagi dirinya untuk berjuang di Cimahi hari ini.
“Ini adalah suplemen tambahan atau vitamin bagi saya supaya lebih semangat lagi maju di Pilwalkot Cimahi,” ungkap Adhit.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada keluarga mahasiswa Cimahi (Kemaci) yang secara gamblang memberikan saya pakta integritas lalu mendeklarasikan mendukung saya,” sambungnya.
Adhit mengaku, adanya dukungan dari Kemaci ini diluar ekspektasi dirinya. Sebab, banyak juga elemen pemuda yang memastikan siap membantu bahkan membuat WhatsApp Grup dengan saya seperti SC 234. Lalu, dari temen-temen organisasi pemuda lainnya.
“Tinggal silaturahmi perkenalan, karena semua harus kenal dulu baru menyatakan suka. Alhamdulillah geliat-geliat pemuda sekarang gara-gara saya serius mencalonkan diri sebagai Bacalon Wali Kota Cimahi ini terus bermunculan silent majority,” ujarnya.
Adhitia menyebut, dirinya memiliki data terkait presentase pemilih pada Pilwalkot Cimahi 2024, yakni sekitar 42 persen pemilih adalah usianya direntang 40 tahun ke bawah.
“Dalam konteks bernegosiasi dan lobi politik tentu ini jadi tambahan bagi saya untuk melakukan lobi dengan teman-teman Parpol bahwa selain persoalan elektabilitas dan kapasitas saya juga bawa gerbong yang disebut silent majority yang saat ini bermunculan, yakni dari kalangan pemuda di Cimahi,” pungkasnya.***